PENDAHULUAN Sebuah artikel di situs BKKBN online tahun 2010 menyinggung mengenai pentingnya pemberian pendidikan kesehatan reproduksi kepada remaja sedini mungkin, sebagai upaya pencegahan dalam menghadapi fantasi seksual yang rentan terhadap penyimpangan. Pernyataan yang terdapat dalam artikel singkat tersebut terasa menggelitik. Fantasi seksual diposisikan sebagai penyebab dari penyimpangan dalam perilaku seksual. Bahkan hal ini kemudian mengingatkan saya pada Freud (1908/1962), yang pernah menyatakan "A happy person never fantasizes, only a dissatisfied one." Benarkah demikian? Kahr (2007) mendefinisikan Fantasi Seksual sebagai sebuah gambaran, bayangan, atau khayalan terperinci yang muncul dalam benak kita terutama pada saat tengah melakukan aktivitas seksual, seperti saat bersenggama ataupun masturbasi, yang seringkali berujung pada orgasme. Terkait pernyataan Freud di atas, penelitian lain menunjukkan sebaliknya, yaitu seperti yang diungkapkan oleh Singer (19...